Sabtu, 14 Januari 2012

Ketika Juara Dunia Tinju Dihadang Preman

foto

Apa jadinya jika juara dunia tinju berhadapan dengan preman? Buang jauh-jauh bayangan si jawara membabat habis penjahat satu persatu, lalu dengan cool ke arah matahari terbenam. Itu cuma ada di film Hollywood atau silat Cina.

Di dunia nyata, skenarionya beda: preman menghadang, dan.... Jawara tunggang langgang. Itu yang dialami Juara Interim Kelas Ringan versi Organisasi Tinju Dunia, WBO, Ricky Burns, dua hari lalu. Pagi itu, dia joggingdi sekitar rumahnya di Coatbridge, Lanarkshire, Skotlandiaa. Sekelompok pemuda menghadang petinju 28 tahun itu.


Pengalaman 35 kali bertarung dengan 33 menang dan 9 knock out hanya berlaku di atas ring. Jawara dengan dada dan lengan penuh tato itu memilih ambil langkah seribu. Perusuh yang terdiri atas anak-anak muda itu mengejar sambil menimpuki Burns dengan botol dan benda lain. Untunglah Rickster--julukan petinju itu--berhasil lolos. Mungkin karena rajin jogging, atlet 1,78 meter ini mampu lari kencang.

Dia lalu menelpon polisi, yang tiba di lokasi kejahatan sepuluh menit kemudian. Sayang, kelompok begundal itu keburu ngacir.

Preman lolos, giliran polisi yang kena semprot. Sang juara dunia mencak-mencak. "Masak baru sepuluh menit baru tiba? Mau jadi apa kota ini?" kata Burns.








10 Kolektor Barang Terunik di Dunia






Dimistris Pistiolas, Athena, Yunani. Memiliki koleksi kamera film terbanyak di dunia, kamera ini milik pribadinya, Gan. C Dimitris ini memiliki 937 kamera model vintage dan juga punya proyektor.







Orang Asal cina ini, Wang Guohua, sudah sejak tahun 2003 mengoleksi bungkus rokok, Gan. Dia nyimpen bungkus rokoknya di sebuah kamar di kota Hangzhou, provinsi Zhejiang, Cina. Koleksinya sekarang dah lebih dari 30.000 bungkus meliputi lebih dari 100 area produksi, dan lebih dari 10 Negara.







Nah, Klo yang ini udah masuk rekor dunia Guiness Record Book pada tahun 2010, edisi Gamers. Lisa Courtney mengoleksi Pernak-pernik yang berhubungan dengan Pokemon. Ga tanggung-tanggung, Gan. Dia punya 12.113 buah benda.







Ini gambar di ambil di basement seorang kolektor, Ron Hood, yang berada di daerah Lewiston. Orang ini ngoleksi PEZ (wadah permen) dan merchandise. Dia saat ini baru memiliki 3000 PEZ, boleh dibilang masih sedikit.







Seorang petani, Heinrich Kath, memperlihatkan beberapa koleksinya berupa cangkir-cangkir Beer, jumlahnya lebih dari 20.000, Gan. Dia tinggal di Cuxhaven, Jerman. Yang anehnya, orang ini ternyata tidak meminum beer tapi dia suka mengoleksi gelas beer(Mug) sejak tahun 1997.







Valli Hammer, seorang kolektor bebek karet. Tak ada dari koleksinya yang persis sama. Memang bukan yang terbanyak di dunia sih, rekor dunianya diklaim oleh orang California. Tapi Valli saat ini sudah memiliki 2.469 bebek. Dia pun sama ingin menjadi rekor dunia







Guinness Record Books sudah sangat mengenal orang ini, Pam Barker yang berasal dari Leeds. Dialah pemegang rekor kolektor item burung hantu dengan jumlah lebih dari 18.000







Mary Ann Jual dari Cincinnati, memiliki 40.000 gulungan View-Master di koleksi pribadinya, dianggap sebagai kolektor dunia terbesar di Green Bay, Wisconsin.







Bermula dari gantungan kunci yang dibeli di Vietnam (di mana ia menjabat sebagai penembak helikopter pada saat peperangan) 41 tahun yang lalu. Ron Tyler akhirnya menjadi kolektor barang ini di sepanjang kehidupannya.







Sharon Bladgey mengoleksi 6.000 boneka santa claus. Sehingga butuh waktu 3 minggu untuk bisa membuatnya layak ditampilkan pada dunia.




sumber

Jumat, 13 Januari 2012

Nama Sandal Jepit di Berbagai Negara


http://kangmase.files.wordpress.com/2011/06/sandal-jepit.jpg


* Afrika Selatan: slops 
* Amerika Serikat: sandals, flip-flops, go-aheads, thongs, dan zories 
* Argentina: ojotas. 
* Australia: thongs 
* Belanda: teenslippers 
* Brazil: sandálias atau chinelos 
* RRC: Hanzi tradisional: 拖鞋; Pinyin: tuōxié 
* Cili: sandalias atau chalas (informal) 
* Ceko dan Slowakia: žabky (kodok) 
* Denmark: klip-klappere 
* El Salvador: yinas dan chancletas. 
* Estonia: plätud. 
* Filipina: tsinelas dan slippers 
* Flanders: teensletsen 
* Ghana: chale wotes 
* Gibraltar: shanklas (dari Bahasa Spanyol chanclas) 
* Guam: zorries (dari kata zōri) 
* Hongaria: vietnami papucs (selop Vietnam) 
* India: Hawaii Chappal 
* Israel: כפכפי-אצבע (kafkafey-etsba, selop jari) 
* Italia: infradito (translasi literal: antarjari) 
* Jamaika: slippers atau sandals. 
* jepang: beach sandal, disingkat "biisan" 
* Kanada: flip flops atau thongs 
* Kroasia: japanke 
* Malawi: ma slippas atau ma pata pata 
* Malaysia: selipar jepun 
* Malta: karkur 
* Meksiko: chanclas 
* Myanmar: Pha Nut 
* Negara dan teritori berbahasa Perancis: tongs atau claquettes; Quebec: gougounes; 
* Negara Afrika berbahasa Perancis: tapettes. 
* Pakistan: chappals, qainchey chappals, atau Hawaiian chappals 
* Panama: chancletas, chinelas, atau chancletas "rock-'n-roll". 
* Polandia: japonki 
* Rumania: slapi 
* Rusia: vyetnamki, slancy 
* Selandia Baru: jandals dari "Japanese sandals" 
* Spanyol: chancletas atau chanclas. 
* Sri Lanka: slippers atau Bata (dari nama produsen alas kaki) 
* St. Lucia: katapol. 
* Trinidad dan Tobago: slippers 
* Turki: tokyo, şipidik, parmak-arası 
* Uganda: makambos 
* Uruguay: chancletas 
* Venezuela: cholas 
* Yunani: sagionares



Di Gowa, Calon Pengantin Wajib Tanam 5 Pohon






Keterangan
Ilustrasi wajib tanam pohon. 




Keperdulian akan lingkungan dengan menanam pohon, menjadi syarat mutlak bagi pasangan calon pengantin. Hal ini dilakukan di tujuh desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan. 

Mereka menentapkan ketentuan yang mewajibkan calon pengantin menanam lima batang pohon. Ketetapan itu diatur dalam Peraturan Desa (Perdes) dan Surat Keputusan (SK) Lurah di Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa tentang Pelestarian Hutan dan Lingkungan. 

Di Kelurahan Bontoparang misalnya, aturan itu tercantum dalam SK nomor 17 Tahun 2011, setiap warga yang akan menikah akan diberikan bibit oleh pemerintah kelurahan dan disarankan menanam di lahan sendiri. Jika tidak memiliki lahan maka diperbolehkan menanam areal kosong dekat fasilitas umum seperti pasar, lapangan, atau tepi jalan. 

Selain menanam mereka juga dianjurkan untuk merawat, bila menanam di lahan sendiri pada saat akan dipanen, mereka wajib melapor ke pemerintah untuk memastikan pohon sudah layak ditebang dan harus diremajakannya. Untuk memastikan peraturan ini berjalan, setiap calon pengantin harus memperlihatkan surat keterangan dari pemerintah desa atau lurah telah menanam pohon kepada KUA, jika mengurus surat nikah. 

Selain calon pengantin, di setiap kelahiran anak di Parangloe maka orangtuanya wajib menanam dua batang pohon. " Saya baru mengetahui informasi aturan ini ketika diundang Yayasan Pendidikan Lingkungan (YPL) untuk menjadi fasilitator Partner Proggress Review(PPR) dari kegiatan Peningkatan Partispasi Masyarakat dalam Pelayanan dan Penegakan Hukum," kata Darmawan Denassa, Direktur The Gowa Center.




11 Sungai Menarik Untuk Diarungi di Indonesia






11 Sungai Menarik Diarungi di Indonesia




HIMPALAUNAS.COM, JAKARTA - Arung jeram merupakan salah satu hobi petualangan yang menawarkan sensasi tersendiri. Selain jeramnya, panorama yang ada disekitar sungai juga menambah suasana mengarungi sungai menjadi lebih mengasikan. Ada 11 sungai di Indonesia yang menarik untuk diarungi dengan alasan kekayaan alam dengan panorama yang menghibur mata di sekitar sungai.


Mungkin diantara 11 sungai berikut ini sudah Anda kenal atau mungkin juga sudah pernah Anda kunjungi. Jadi silahkan bagi yang belum, untuk merencanakan mengunjunginya, karena niscaya tidak akan kecewa dengan sungai-sungai yang tersebar di berbagai provinsi Indonesia ini.


1. Sungai Alas di Aceh


Kategori sungai ini kelas 2-3, kiri-kanannya terdapat hutan yang lebat, sawah dan perkebunan. Di salah satu titik, yakni desa ketambe, pelaku arum jeram, jika beruntung dapat melihat Orangutan. Pengarungan sungai ini dapat menghabiskan wkatu 2 hari.


2. Sungai Asahan di Sumatera Utara


Jenis sungai ini berbatu, lebar dengan jeram-jeram yang cukup besar dan masuk dalam kategori sungai kelas 5, sehingga benar-benar menantang. Lokasi sungai ini beberapa kali dijadikan tempat kejuaraan nasional maupun internasional. Di sekitar sungai terdapat hutan hujan tropis yang lebat.


3. Sungai Batang Kuantan, Sijunjung, Sumatera Barat


Sungai yang berada di provinsi asal Rendang, makanan khas Sumatera Barat, mempunyai lebar jeram yang besar. Pemandangan sekitar sungai terdapat alam liar dan tebing-tebing. Kategori sungainya mencapai kelas 2-4 dan memerlukan perjalanan 2 hari untuk mengarunginya.


4. Sungai Musi Rawas dan Enim, Jambi


Sungainya yang datar dan masuk kategir kelas 2, sulit diarungi karena tempatnya kecil. Peserta arung jeram dapat menyinggahi desa-desa yang dilalui saat mengarungi sungainya.


5. Sungai Citarik dan Citatih di Sukabumi, sungai Cimanuk dan Cikandang di Garut, juga sungai Cisadane di Bogor, Jawa Barat


Sungai-sungai berbatu yang biasa digunakan untuk berarung jeram ini, biasanya mempunyai pemandangan sawah di kanan-kirinya, diselingi pemukiman penduduk. Sungai-sungai ini masuk dalam kategori kelas sungai 2-4, akses untuk mencapai lokasi sangat mudah.


6. Sungai Serayu, Progo dan Elo di Jawa Tengah


Kelas sungai Serayu dan Elo mauk dalam kategori 2-3, sedangkan Progo adalah kelas 5. Sungai Serayu memiliki pemandangan indah dengan jeram berbatu. Sedangkan jalur jeram Progo memberi tantangan yang lebih bagi para rafter.


7. Sungai Pakalen di Probolinggo, dan Kasembon di Malang, Jawa Timur


Ciri khas sungai di Jawa Timur memiliki lebar sungai yang sempit, sedangkan kesembon sempit sekali. Pakalen adalah jenis sungai berbatu dengan pemandangan hutan jati di sekitarnya. Ada beberapa bagian dengan sisi tebing terlihat sehingga seperti lembah.


8. Sungai Ayung, Bali


Sungai Ayung ini digunakan oleh sejumlah operator sehingga ramai sepanjang tahun. Jenis sungai di Bali rata-rata berbatu dan sempit. Pada tahun 1990 masih memiliki pemandangan sawah dengan teras ering di sekitarnya. Kini, pemukiman penduduk mendominasi pemandangan pada kanan-kiri sungai ini.


9. Sungai Tubu, Malinau, Boh, Mahakam, Pujungan, Bahan Hulu di Kalimantan Timur


Pemandangan sekitar sungai-sungai di provinsi ini luar biasa indah, hutan liar dan jarangnya penduduk ditemui membuat sungai-sungat terkesan liar dan alami. Meskipun demikian, sesekali dapat menjumpai bertemu penduduk dan dapat menginap sekaligus belajar budayanya.


Untuk mencapai entry point pada sungai-sungai di sini cukup sulit. Sungai Boh misalnya, harus menggunakan pesawat kecil berpenumpang 4 orang untuk mencapainya. Tak heran, berarung jeram di lokasi ini membutuhkan biaya yang mahal, tapi akan terbayar dengan pengalaman yang didapat.


Berbeda dengan sungai lainnya, Mahakam adalah jalur yang asyik untuk dilalui karena jeramnnya yang besar tapi datar. Ada pengalaman unik dengan kupu kupu warna warni yang mengerubungi badan bila mengarungi sungai ini. Sepanjang sungai banyak buah-buahan, tergantung musimnya. Namun, untuk mengarunginya membutuhkan pengetahuan dan teknik yang memadai.


10. Sungai Kelayan di Kalimantan Selatan


Berarung jeram lazimnya menggunakan perahu karet, tetapi tidak pada sungai ini. Mengarungi sungai bukan dengan perahun karet Kelayan menggunakan perahu kayu yang diorganisir oleh masyarakat setempat.


Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari masyarakat di sekitar sungai ini, diataranya tentang kearifan lokal yang sudah sejak zaman nenek moyang mereka.


Akses untuk menuju sungai ini memang sulit dan memang lebih ditujukan untuk turis dengan minat khusus.


Ada hal lain yang menarik di wilayah sekitar sungai ini. Sebuah penelitian mengungkapkan banyak reptil yang tidak ada di tempat lain, namun ada di sini.


11. Sungai Ranoyapo Nimanga di Sulawesi Utara Kategori sungai ini adalah kelas 2-3. Pemandangan di sekitar sungai terdapat hutan yang cukup lebat.

Tak Tangisi Kim Jong il, Warga Korut Terancam Dihukum






Pasca kematian pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-il, ribuan rakyat Korut tampak sangat terpukul dan meratap sejadi-jadinya. Bahkan tak sedikit yang menangis meraung-raung. Ternyata ada hukuman bagi mereka yang tidak menampakkan kesedihan mendalam atas kematian 'pemimpin abadi' Korut tersebut.

Hal tersebut diungkapkan oleh surat kabar online asal Korea Selatan (Korsel), Daily NK, dan dilansir oleh Fox News, Kamis (12/1/2012). Daily NK mengaku mendapat informasi tersebut dari seorang sumber yang berada di Provinsi Hamkyung Utara, provinsi paling utara di Korut.

"Pemerintah menjatuhkan hukuman sedikitnya 6 bulan di kamp kerja paksa bagi siapapun yang tidak ikut serta dalam perkumpulan warga selama masa berkabung, atau mereka yang ikut serta tapi tidak menangis dan tidak terlihat tulus saat berkabung," ujar sumber tersebut.

Daily NK juga memberitakan, orang-orang yang dianggap kritis terhadap sistem pemerintahan dinasti Korut, yang kini dipimpin oleh Kim Jong Un, akan dikirim ke kamp-kamp untuk mendapat 'pendidikan khusus' atau akan diasingkan bersama keluarga mereka di daerah terpencil.

Ditambahkan juga, persidangan tengah digelar bagi warga Korut yang ketahuan berusaha melarikan diri dari wilayah Korut selama masa berkabung bagi Kim Jong-il. Bahkan persidangan juga digelar bagi mereka yang menggunakan telepon genggam untuk menelepon ke luar negeri.

Kendati demikian, informasi yang disampaikan oleh Daily NK ini memang belum bisa dipastikan kebenarannya. Daily NK dimiliki oleh pihak oposisi pemerintah Korut.

Kim Jong-il yang memimpin Korut selama 17 tahun, meninggal dunia akibat serangan jantung pada 17 Desember 2011 lalu. Tampuk kepemimpinan Korut lantas diberikan kepada anak bungsunya, Kim Jong Un, yang disebut-sebut baru berusia 28 tahun namun sudah berpangkat jenderal bintang empat.








sumber

Kisah Bocah Penjinak Angin dari Afrika







(Pic: ulas-buku.blogspot.com)






Membaca buku ini, membuka mata saya bahwa betapa beruntungnya saya hidup di Indonesia. Afrika adalah benua yang serba kekurangan, tanah yang sebagian besar tandus, musim kering yang panjang, serta penduduk yang mayoritas memiliki fanatisme kesukuan. Selalu ada kisah sedih dari Afrika, entah itu yang disebabkan oleh bencana kelaparan, wabah penyakit, ataupun perang antar-etnis.

Namun selalu ada setitik embun di tengah padang pasir. Dalam buku ini, embun itu bernama William Kamkwamba. Seorang bocah Malawi miskin yang tinggal di desa kecil bernama Masitala, dekat kota Kasungu. Kekeringan dan gagal panen chimanga (jagung) di tahun 2002 yang melanda negeri itu, membuatnya terpaksa putus sekolah karena ayahnya tidak punya panen untuk dijual.

Gagal panen juga sama artinya dengan bencana kelaparan. Di tahun itu, konon bencana kelaparan telah membunuh ratusan penduduk Malawi. UNICEF memperkirakan ada 46 ribu anak Malawi yang kekurangan gizi. Saat itu William masih 14 tahun.


Sejak kecil, William adalah bocah yang memiliki rasa ingin tahu besar terhadap cara kerja alat apapun yang dilihatnya. Mengapa bahan bakar bisa membuat truk berjalan, dinamo membuat lampu sepeda menyala, bagaimana orang bisa menyimpan lagu ke CD, apa yang membuat radio mengeluarkan suara? Ia selalu bertanya pada ayahnya atau orang-orang yang dianggapnya mengerti. Namun mereka hanya tahu cara menggunakannya dan tidak bisa memberikan jawaban.





Akhirnya William menemukan jawabannya dalam buku-buku di perpustakaan desa. Sejak putus sekolah, dia memang banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan itu. Suatu hari, William menemukan buku bergambar kincir angin, dengan judul 'Using Energy'. Membaca buku itu, dia pun mengerti prinsip energi gerak dan cara kerja kincir angin.



"Angin akan memutar bilah kincir angin, menggerakkan magnet di dalam dinamo (sepeda), lalu menciptakan arus listrik. Jika kita sambungkan sepotong kawat ke dinamo itu, kita akan mendapatkan tenaga untuk berbagai benda, seperti bola lampu. Tidak perlu lagi memakai lampu minyak tanah yang asapnya pedih di mata dan menyesakkan nafas. Dengan sebuah kincir angin, aku dapat membaca di malam hari, bukannya tidur pukul 7 seperti orang-orang lain di Malawi."

Pemikiran sederhana itu akhirnya berkembang ketika William menyadari bahwa kincir angin itu juga dapat memompa air untuk irigasi. Itu adalah solusi untuk masalah kekeringan di Malawi.

"Kalau pompa itu dipasang di sumur dangkal dekat rumah kami, kami akan bisa panen dua kali dalam setahun. Jika seluruh penjuru Malawi kekurangan makanan di bulan Desember dan Januari, kami malah sedang memanen jagung yang kedua kalinya. Dengan itu, aku tidak akan lagi kekurangan makan dan tidak akan putus sekolah."




William dan kincir angin buatannya


 


Terbakar oleh motivasi, William pun mempelajari dan mempraktekkan cara membuat kincir angin. Keterbatasan ekonomi dan peralatan mendorong William untuk menggunakan bahan-bahan bekas pakai yang diperolehnya dari sekitar rumahnya, tempat-tempat sampah, maupun Kacholoko, yakni tempat penimbunan rongsokan mesin, mobil, dan traktor.

Namun, ada saja komponen yang harus dibeli, seperti dinamo sepeda. Untuk membelinya, William bekerja ganyu, yaitu pekerjaan fisik yang dibayar per jam atau per hari. Dia juga sangat dibantu oleh sahabat-sahabatnya, Gilbert dan Geoffrey.

Seperti biasa, orang yang berbeda selalu dipandang sebelah mata. Penduduk sekitar memanggilnya 'misala', orang gila. Para pelajar sekolah di belakang Kacholoko menuduhnya sebagai penghisapchamba (mariyuana). Namun, sang Ayah selalu mempercayai dan mendukung anaknya.

Ketika kincir angin itu berdiri dan benar-benar menghasilkan listrik untuk rumahnya, orang-orang pun berbalik menghormatinya. William berhasil. Namun ia tidak cepat puas. Berbagai perbaikan dilakukannya agar kincir angin itu bisa menghasilkan listrik yang lebih besar dan juga lebih aman.

Kerja keras William akhirnya diketahui oleh Dr. Mchazime, yang bekerja di badan pendidikan MTTA. Beliau mengundang berbagai media massa terkenal untuk datang ke Masitala. Dr. Mchazime bermaksud menjadikan William sebagai contoh untuk pemerintah Malawi dan dunia, yaitu contoh anak berbakat yang mungkin akan tersia-sia karena kemiskinan. Bukan hanya itu, Dr. Mchazime lah yang mengupayakan agar William dapat meneruskan sekolah lanjutannya.




Headline di Daily Times









Kisah bocah pembuat kincir angin itu tidak berhenti sampai di situ. Internet telah mengubah dunia seorang William Kamkwamba. Sebuah artikel Daily Times, koran Malawi berbahasa Inggris, yang memuat kisah William di halaman depan, telah menarik perhatian Mike McKay, pemimpin NGO Amerika yang bekerja di Malawi. McKay menulis tentang William di blognya, Hacktivate. Blognya dibaca oleh Emeka Okafor, pengusaha dan blogger dari Nigeria. Emeka juga merupakan program director TEDGlobal 2007, konferensi besar yang akan diselenggarakan di Tanzania. Dia mengundang William sebagai salah satu pembicara.

Setelah itu, nama William pun semakin dikenal dunia. Semakin banyak orang yang ingin membantunya dan juga negerinya. William kemudian mendapat beasiswa untuk bersekolah African Leadership Academy di Johannesburg, Afrika Selatan. Misi sekolah itu adalah untuk mendidik calon-calon pemimpin Afrika di masa depan. Kini William kuliah di Dartmouth College, Amerika Serikat. Setelah lulus kuliah nanti, William berencana membangun lebih banyak kincir angin di negerinya.

Di tengah berbagai pujian dan harapan yang diberikan kepadanya, mungkin kata-kata inilah yang paling diingat oleh William. Ketika untuk pertama kalinya ia berhasil memasang bola lampu di ruang tengah rumahnya, William berkata pada ayahnya, "Mister Kamkwamba, ruangan ini dulunya begitu gelap dan menyedihkan pada jam-jam seperti ini. Sekarang coba lihat, Anda sedang menikmati listrik seperti orang kota!"

"Oh," kata Ayah sambil tersenyum. "Aku menikmatinya lebih dari orang kota."

"Karena tidak akan ada pemadaman listrik dan Anda tidak perlu membayar kepada ESCOM (PLN-nya Malawi)?"

"Ya, itu betul," kata Ayah. "Tapi juga karena anakku yang membuat listrik ini."








Video:


Moving Windmills: The William Kamkwamba story









William Kamkwamba: 'How I Harnessed the Wind' (TED Talks, 2009)









sumber